Berita dari HK

Teman saya dari HK memberi kabar tentang Siti Khumeroh, pembatu rumah tangga asal Jawa Tengah lewat Facebook. Kabarnya bisa anda baca sebagai berikut sesuai aslinya:
Setelah anda membaca silahkan anda apresiasi. inilah kondisi ril yang menimpa para pembantu, baik yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar. Maka mari kita renungkan dalam perenungan manusia: Apakah kita akan menjadikan orang-orang sekitar kita menjadi seperti Siti Khumeroh?

Seputar kedua mata Siti Kumaeroh (30) bengkak akibat sandal yang berulang kali ditamparkan oleh majikan lelaki. Raut wajahnya layu kusut, bibirnya kering bahkan beberapa bagian mengelupas berdarah, akibat gigitan pemiliknya karena menahan sakit saat berulang kali didera hajaran dari majikannya.

Ingin sekali ia terus bertahan menahan deritanya agar tidak kehilangan pekerjaan demi membantu suaminya mengatasi ekonomi keluarga, tetapi siksaan itu juga telah melukai harga dirinya. Akhirnya pukul enam pagi Siti nekad kabur dengan baju kerja seadanya celana serta kaos pudar warna sandal plastik usang tanpa membawa uang sepeserpun karena terburu-buru.

“Saya ingin segera kabur karena tak tahan terus menerus dianiaya oleh majikan,” katanya sambil menyeka air mata yang tak berhenti mengalir.

Beruntung setelah keluar dari lingkungan perumahan milik majikannya di Fair View Park, Yueng Long, dia bertemu dengan buruh migran asal Philipina, yang berbaik hati memberi uang untuk ongkos ke taman Victori, Causeway Bay, lokasi terkenal di Hong Kong sebagai ajang berliburnya buruh migran Indonesia, tentu dengan harapan menemukan kawan yang bisa membantu derita yang dialaminya.

Penampilannya yang dekil dan nampak kebingungan, tentu banyak menarik perhatian BMI yang sedang berlibur. Salah seorang anggota Indonesia Migrant Workers Union (IMWU) yang kebetulan berada di taman Victori, segera membawa ke kantor organisasi untuk dibantu penyelesaian kasusnya melalui jalur hukum.

Kumaeroh berasal dari desa Bangun Rejo, Kec Patebon, Kendal, Jawa tengah. berangkatkan ke Hong Kong melalui PT. Mustari Mitra Mahkota, Kendal, Jateng pada tanggal 20/11/2008, kemudian disalurkan ke agen View Rise Maid Servise, Mong Kok, Hong Kong. Awalnya ia bekerja di majikan yang berdomisili di Shaikung kemudian pindah ke Yuen Long.

Tugas kerjanya adalah mengurus rumah dan dua anak perempuan berumus 6 dan 1 tahun. Bulan pertama awal dia bekerja, majikan bersikap baik walau mereka terlihat kurang harmonis. Ia sering menemui kedua majikan ribut dan anak-anaknya nakal.

Menginjak bulan kedua, majikan mulai menunjukkan sikap aslinya yaitu kasar dan suka memukul. Kesalahan sedikit saja maka tamparan akan melayang ke mukanya. Selain suka menganiaya, majikan juga kerap menghukumnya tidak memberinya tidur jika pekerjaan yang dibebankan belum selesai. Begitulah majikan menyiksanya berulang kali setiap kesalahan kecil yang Siti lakukan.

Padahal Kumairoh memulai pekerjaan pagi sekali, yaitu jam 4 dini hari dan baru tidur antara pukul satu dan dua malam. Artinya hampir bekerja nonstop atau tanpa istirahat. Malangnya lagi, majikan selalu berada di rumah karena akibat diberhentikan dari tempat kerjanya.

Akibat kurang istirahat dan tidur, Kumairoh jadi tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Suatu hari di bulan Mei, tengah malam setelah memberi minum susu pada anak bungsu majikan yang masih belum mau tidur, didudukannya di sofa sambil dijaganya. Kumaeroh yang kurang tidur akhirnya mengantuk dan lengah, sehingga anak majikan terjatuh dari sofa. Anak majikanpun menangis sampai membangunkan orang tuanya.

Mengetahui kejadian itu, majikan perempuan berang segera menamparkan sandalnya ke pipi Kumaeroh. Permintaan maaf yang diucapkan Kumaeroh seperti sia-sia karena majikann makin kalap menendangnya, menampar dan menotoki keras dengan ujung jari-jari tangannya bagian atas panyudara bahkan dengan kobaran emosi dia mencekik leher Kumaeroh. Untung cekikan itu dilepaskan karena Kumaeroh terus memberontak.

Meski hasil pemeriksaan dokter mengatakan bayi sehat tidak mengalami cedera apapun, tidak merubah sikap majikan ke Kumaeroh. Mereka kian bersikap brutal kepadanya, bahkan si anak momongannya yang berusia 6 tahun, ikut andil melakukan penyiksaan dengan memukuli wajahnya, atas perintah ibunya.

Kumaeroh sempat mangalami guncangan berat, sehingga dia tidak bisa mengingat banyak hal dan selalu diliputi ketakutan saat bertemu dengan setiap orang.

Sekarang BMI asal Kendal ini aman berada di salah satu shelter organisasi buruh migrant. Kasusnya untuk sementara masih belum bisa di proses oleh pihak Domestic Helpers and Migrant Workers Program, Cristian Action atau lembaga bantuan hukum yang selalu membantu penanganan kasus BMI karena ID, Pasport dan kontrak kerja miliknya masih ditahan oleh majikan dan agen. (Mega Vristian- dimuat di koran SUARA, Hng Kong).

Post a Comment

Gebyok Blogger

Gebyok Blogger ini merupakan tempat singgah para blogger, yang lelah mencermati kondisi global ke tataran lokal.
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Followers

  © Blogger template Coozie by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP